Beranda | Artikel
Zakat Untuk Harta Yang Digadaikan
Sabtu, 27 Februari 2016

Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid

Soal:

Saya meminjam sejumlah uang dan menggadaikan sebagian emas milikku kepada pemberi hutang sebagai jaminan. Apakah saya wajib mengeluarkan zakat untuk emas tersebut?

Jawab:

Jika ternyata emas ini sudah mencapai nishab atau Anda memiliki emas yang lain sehingga kadarnya mencapai nishab bila digabungkan dengan emas yang digadaikan, maka wajib dizakati jika sudah terpenuhi haul-nya (dalam kurun waktu setahun –pent).

Status emas tersebut sebagai barang gadai atau imbal balik atas hutang tidaklah menggugurkan kewajiban zakat karena emas tersebut sepenuhnya masih berada dalam kepemilikan Anda.

Imam Nawawi berkata dalam al Majmu’ (5/318),

لو رهن ماشية أو غيرها من أموال الزكاة ، وحال الحول وجبت فيها الزكاة ؛ لتمام الملك ” انتهى بتصرف

“Jika seseorang menggadaikan ternak atau komoditas zakat lainnya dan haul telah terpenuhi, maka wajib dikeluarkan zakatnya karena kepemilikannya secara penuh terhadap harta tersebut”.

Asy-Syaikh Manshur al-Buhutiy rahimahullah mengatakan dalam Kasysyaf al-Qinaa’ ‘an Matan al-Iqnaa’ 2/175,

وَتَجِبُ الزكاة أيضا في …. َمَرْهُون وَيُخْرِجهَا الرَّاهِنُ مِنْهُ أَيْ : مِنْ الْمَرْهُونِ إنْ أَذِنَ لَهُ الْمُرْتَهِنُ ” انتهى .

“Zakat juga wajib untuk komoditas zakat yang digadaikan. Rahin dapat membayar zakat tersebut dengan menggunakan harta yang digadaikan jika diizinkan oleh murtahin”.

Rahin diartikan sebagai orang yang menggadaikan barang (yaitu orang yang berhutang). Sedangkan murtahin adalah orang yang menerima barang gadai (yaitu si pemberi hutang).

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya,

هل تجب الزكاة في المال المرهون ؟ . فأجاب رحمه الله : ” المال المرهون تجب الزكاة فيه إذا كان مالاً زكوياً ، لكن يخرجها الراهن منها إذا وافق المرتهن ، مثال ذلك : رجل رهن ماشية من الغنم ـ والماشية مال زكوي ـ رهنها عند إنسان ، فالزكاة فيها واجبة لابد منها ؛ لأن الرهن لا يسقط الزكاة ، ويخرج الزكاة منها ، لكن بإذن المرتهن ” انتهى .

“Apakah zakat wajib dikeluarkan untuk harta yang digadaikan?”

Beliau menjawab, “Harta gadai tetap wajib dikeluarkan zakatnya jika termasuk komoditas yang wajib dizakati. Namun, Rahin harus memperoleh persetujuan Murtahin jika ingin menggunakan harta yang digadaikan untuk membayar zakat.

Misalnya, ada seseorang yang menggadaikan ternak berupa kambing, yang mana kambing juga termasuk harta yang wajib dizakati. Dia menggadaikan kambing tersebut pada orang lain.

Zakat atas harta tersebut tetap menjadi kewajiban karena status gadai tidaklah membatalkan kewajiban zakat. Rahin boleh menggunakan sebagian harta gadai untuk membayar zakat tersebut, namun dengan persetujuan Murtahin” (Majmu’ Fataawa Ibn al-Utsaimin 18/34).

Seandainya pemberi hutang (murtahin) tidak memberikan persetujuan, maka pembayaran zakat bisa diambil dari harta yang lain jika ada, atau peminjam dapat menunggu hingga barang gadai tersebut ditebus lalu dikeluarkan zakatnya untuk setiap tahun yang terlewat. Wallahu a’lam.

***

Sumber : https://islamqa.info/ar/99311

Penerjemah : Cipto Nugroho Soleh

Artikel Muslim.or.id

🔍 Ikuti Kata Hati Menurut Islam, Hadits Berbakti Kepada Ibu, Bolehkah Sholat Id Sendirian, Rawatib Adalah, Doa Untuk Mengangkat Segala Penyakit


Artikel asli: https://muslim.or.id/27551-zakat-untuk-harta-yang-digadaikan.html